S&P 500 Futures dan Imbal Hasil Pulih yang disebabkan The Fed Jelang Pengumuman Bank Sentral Lainnya

• Pasar mengkonsolidasikan pelemahan yang disebabkan oleh The Fed menjelang pengumuman kebijakan moneter dari BoE dan SNB.
• Kontrak Berjangka S&P 500 mencatat pelemahan harian terbesar dalam dua minggu, imbal hasil berusaha keras setelah mengalami penurunan terbanyak dalam seminggu.
• Kekhawatiran yang berasal dari kejatuhan perbankan membebani sentimen bahkan ketika ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 0,25%.
• Komentar dari Menteri Keuangan AS Yellen, keraguan atas SVB memperbaharui kesengsaraan perbankan.

Pasar global mengurangi pesimisme baru-baru ini selama sesi lesu hari Kamis karena langkah yang dipicu oleh The Fed membutuhkan validasi dari Bank of England (BoE) dan Swiss National Bank (SNB). Di atas segalanya, gejolak perbankan menantang para optimis meskipun ada optimisme yang berhati-hati di pasar, terutama didukung oleh kenaikan dovish Federal Reserve (The Fed) AS.

Sementara yang menggambarkan sentimen, Kontrak Berjangka S&P 500 mencetak kenaikan tipis di sekitar 3.980, naik 0,25% secara intraday setelah penurunan harian terbesar dalam dua minggu. Dengan demikian, saham berjangka AS mengimbangi penurunan hari sebelumnya dari level tertinggi 12 hari. Meskipun demikian, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun dan dua tahun tetap tertekan di sekitar 3,47% dan 3,96% baru-batu ini, melakukan pemulihan setelah mengalami penurunan terbanyak dalam sepekan.

Pada hari Rabu, The Fed mengkonfirmasi ekspektasi pasar dengan mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 0,25% namun gagal meyakinkan para pengamat kebijakan. Alasannya dapat dikaitkan dengan pernyataan yang mengatakan, "Beberapa pengetatan kebijakan tambahan mungkin sesuai," alih-alih pernyataan sebelumnya seperti "Kenaikan yang sedang berlangsung dalam kisaran target akan sesuai."

Perlu dicatat bahwa komentar Ketua The Fed Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen memicu pesimisme pasar karena Powell mengatakan bahwa para pejabat tidak melihat adanya penurunan suku bunga untuk tahun ini, yang pada gilirannya memberi ruang bernafas bagi para penjual greenback pada saat-saat terakhir.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengesampingkan pertimbangan "asuransi menyeluruh" untuk deposito bank. Baru-baru ini, Bloomberg juga merilis berita yang menyatakan bahwa Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dikatakan akan menunda tenggat waktu penawaran untuk sebuah bank swasta di Silicon Valley.

Di tempat lain, CEO Citibank Jane Fraser mencoba menenangkan ketakutan pasar dengan mengatakan, "Ini bukan krisis kredit. Ini adalah situasi di mana beberapa bank," demikian menurut Bloomberg. Perlu dicatat bahwa beberapa pejabat bank sentral juga telah mencoba untuk menghilangkan ketakutan akan krisis 2008 sebelumnya, namun sejauh ini gagal. Namun, reaksi cepat mereka terhadap kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Credit Suisse mendapatkan pujian dan mendorong kembali kemungkinan runtuhnya pasar.

Ke depan, data inflasi yang kuat dari Inggris memungkinkan BoE untuk mempertahankan bias hawkish dan mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 0,25%, sementara SNB siap untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) meskipun ada gejolak perbankan.

Meskipun tindakan bank sentral yang hawkish dapat sedikit mengganggu optimisme, kejutan negatif, baik dalam bentuk kenaikan suku bunga yang dovish atau tidak ada kenaikan suku bunga sama sekali, dapat meningkatkan mood risk-on pasar dan mendorong imbal hasil.

Baca juga: Forex hari ini: USD turun setelah The Fed, tetapi menunjukkan tanda-tanda kehidupan