GBP/USD Rebound ke 1,3250, saat ini Sterling Tahan Terhadap Kekhawatiran Omicron di Inggris
- GBP/USD rebound di atas 1,3250 pada hari Senin dari terendah sesi sebelumnya di 1,3220-an.
- Sterling telah bertahan dengan baik meskipun latar belakang Omicron semakin mengkhawatirkan di Inggris.
GBP bertahan relatif baik melawan dolar AS yang secara luas lebih kuat dibandingkan rekan-rekan G10-nya pada hari Senin, dengan GBPUSD saat ini diperdagangkan dalam zona merah ringan sesi ini dekat level 1,3250. GBP adalah mata uang G10 dengan kinerja terbaik kedua hari ini setelah dolar AS. Rebound dari terendah sesi sebelumnya di 1,3220-an meskipun PM Inggris dan otoritas kesehatan mengingatkan orang-orang bahaya Omicron selama akhir pekan.
Aksi beli teknis dapat memberikan dukungan kepada GBP/USD. Pasangan mata uang ini menembus di atas tren menurun jangka panjang pada akhir pekan lalu dan tampaknya menguji kembali tren menurun ini pada awal sesi Senin. Spekulan teknis jangka pendek mungkin telah melihatnya sebagai titik masuk yang baik untuk membawa pasangan mata uang ini kembali ke tertinggi minggu lalu di 1,3270-an.
Informasi terbaru Inggris
Selama akhir pekan, PM Inggris mendesak warga Inggris untuk disuntik vaksin booster di tengah "gelombang pasang" infeksi Omicron Covid-19 yang masuk, yang menurut menteri kesehatan Sajid Javid sekarang sekitar 40% infeksi di London. Badan Keamanan Kesehatan Inggris juga menyarankan agar Inggris menaikkan tingkat kewaspadaan Covid-19 ke level empat dari saat ini level tiga dan PM pada hari Senin mengesampingkan prospek pembatasan lebih lanjut diberlakukan menjelang Natal.
Dengan latar belakang yang memburuk di Inggris, tampaknya sangat tidak mungkin BoE akan menaikkan suku bunga. Para pembuat kebijakan dalam beberapa pekan terakhir menyatakan keprihatinan terhadap dampak Omicron pada prospek ekonomi Inggris dan kekhawatiran ini hanya akan meningkat. Dengan latar belakang itu, laporan pasar tenaga kerja Inggris hari Selasa dan laporan Inflasi Harga Konsumen Inggris hari Rabu akan tidak terlalu mempengaruhi keputusan para pembuatan kebijakan. Jika bukan karena Omicron, para ahli strategi kemungkinan akan berpendapat pasar tenaga kerja dan data inflasi yang kuat sudah cukup untuk mendukung kenaikan suku bunga.